a. Perkembangan
Kepribadian “ Self ”
Self adalah apa yang
manusia rasakan didalam dirinya. Didalam self terdapat 2 bagian yaitu, ideal
self dan relity self. Ideal self adalah diri yang diharapkan individu,
sedangkan reality self adalah kenyataan yang ada pada diri individual keadaan
apa adanya pada diri individu. Kesulitan akan timbul bila tidak terjadi
ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri dengan ideal selfnya (kesenjangan
antara harapan dan realita). Individual yang sehat adalah individu yang jarak
reality self dan ideal self tidak terlalu jauh.
Self mempunyai bermacam-macam sifat :
·
Self berkembang dari interaksi organisme
dengan lingkungan.
·
Self mungkin mengintegrasikan
nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara yang tidak wajar.Self
mengejar konsistensi (keutuhan atau kesatuan, keselarasan
·
Organisme bertingkah laku dalam cara
yang selaras dengan self.
·
Pengalaman-pengalaman yang tidak selaras
dengan struktur self diamati sebagaiancaman.
·
Self mungkin berubah sebagai hasil dari
pematangan dan belajar.
b. Peranan
Positive Regard.
Dalam hubungannya, self
dan organism menimbulkan positive regard, dimana setiap manusia memiliki
kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan,pengagungan, dan cinta
dari orang lain. Positive regard terbagi menjadi 2yaitu:
ü Conditional
positive regard (bersyarat)
Conditional positive regard atau
penghargaan positif bersyarat misalnya kebanyakan orang tua memuji,
menghormati, dan mencintai anak dengan bersyarat,yaitu sejauh anak itu berpikir
dan bertingkah laku seperti dikehendaki orangtua.
ü Unconditional
positive regard (tak bersyarat).
Unconditional positive regard disini anak tanpa
syarat apapun dihargai dan diterima sepenuhnya.
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi
sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini
berarti dia dihargai, dicintaikarena nilai adanya diri sendiri sebagai person
sehingga ia tidak bersifatdefensif namun cenderung untuk menerima diri dengan
penuh kepercayaan.
Setelah self dan organism bisa menjadi suatu
kesatuan yang baik, namun ketikaia masuk ke lingkungan sosial luar yang beperan
sebagai medan phenomenal. Belumtentu ia dapat berkembang dengan sebagaimana
mestinya. Setiap individu memilikireal self dan ideal self. Real self yaitu
keberadaan individu yang didasarkanpada kecenderungan aktualisasi, yang
mengikuti penilaian organismik, kebutuhandan penerimaan akan pertimbangan
positif dan pertimbangan terhadap dirisendiri. Sedangkan ideal self adalah
keadaan dimana individu dipengaruhi olehkeinginan masyarakat dan didesak hidup
dengan syarat-syarat kepatuhan yangberada diluar penilaian organismik kita
sendiri, serta hanya menerimapertimbangan positif kondisional dan pertimbangan
terhadap diri sendiri. Namun,dalam kehidupan nyata terdapat jurang yang
memisahkan antara diri riil dan diriideal yang disebut Incongruity. Semakin
lebar jarak antara keduanya, semakinbesar pula incongruity-nya sehingga semakin
besar pula tekanan dan penderitaanyang dirasakan.
Untuk mengatasi tekanan yang dirasakan, Rogers
berpendapat terdapat cara untuk mengatasinya, yaitu melalui Pertahanan. Ketika
individu berada dalamincongruity maka pada saat itu individu berada dalam
situasi terancam.Menjelang situasi yang mengancam itu individu akan merasa
cemas. Salah satucara menghindarinya adalah dengan melarikan diri dalam bentuk
psikologis denganmenggunakan pertahanan-pertahanan. Dua macam cara pertahanan
adalahPengingkaran dan Distorsi perseptual.
v Pengingkaran
adalah dimana individu memblokir situasi yang mengancam melaluimenyingkirkan
kenangan buruk atau rangsangan yang memancing kenangan itu munculdari kesadaran
(menolak untuk mengingatnya).
v Distorsi
perseptual adalah penafsiran kembali sebuah situasi sedemikian rupasehingga
tidak lagi dirasakan terlalu mengancam.
Ketika pertahanan yang dilakukan seseorang runtuh
dan merasa dirinya hancurberkeping-keping disebut sebagai psikosis. Akibatnya
perilaku individu menjaditidak konsisten, kata-kata yang keluar dari mulutnya
tidak nyambung, emosinyatidak tertata, tidak mampu membedakan antara diri dan
bukan diri serta menjadiindividu yang tidak punya arah dan pasif.
c. Lima
ciri orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):
Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang
menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi
baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang
positip maupun negatip.
Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang
terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru,
dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas
pengalaman selanjutnya.
Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang
membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah
laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga
ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.
Perasaan Bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat
suatu pilihan tanpa adanya paksaan -paksaan atau rintangan -rintangan antara
alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan
berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan
tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga
ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu
melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.
Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan
kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki
kreativitas dengan ciri -ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah,
bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang
beraneka ragam di sekitarnya.
Sumber : Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta:
Kanisius.
No comments:
Post a Comment