Tuesday, June 19, 2012

Rudal Anti Radar AGM-88 HARM


          Pada postingan saya yang sebelumnya membahas tentang pesawat tempur F-16 Fighting Falcon yang diantaranya membahas spesifikasi dan rudal yang mampu diusung. Kali ini saya mengutip sebagian artikel dari majalah Angkasa edisi no.7 april 2012 pada artikel Aerotech yang membahas tentang rudal air to ground AGM-8 HARM dengan penulis Kol Pnb Agung “sharky” Sasongkojati.
Pertempuran modern tidak akan dimenangkan oleh pihak yang tidak mempunyai kemampuan pengendalian udara (control of the air) Untuk mencapai kemampuan ini maka harus dilaksanakan Operasi Lawan Udara Ofensif untuk menghancurkan kemampuan pengendalian udara lawan. Salah satunya dengan meluncurkan misi SEAD (Suppersion of Enemy Air Defence) guna menetralisir dan melumpuhkan system pertahanan udara lawan, khususnya radar dan rudal antipesawat.
            Tindakan dilaksanakan antara lain menghancurkan radar lawan dengan rudal antiradar. Rudal antiradar adalah alat penghancur yang digunakan pesawat untuk menetralisir atau menghancurkan asset elektronik lawan, baik peralatan radar peringatan dini(EWR), radar pengendali penyergapan(GCI), radar penjejak rudal antipesawat, radar system pengendali rudal antipesawat dan radar system pengendali arileri antipesawat. Tanpa penggunaan rudal antiradar maka operasi udara akan memakan waktu, sulit, dan mungkin mahal dengan hilangnya asset pesawat dan personel, karena banyaknya rudal antipesawat generasi baru saat ini.

Tembak dan Tinggalkan
            Rudal antiradar pertam kali digunakan di perang Vietnam. Ketika itu pesawat AU dan AL AS menembakan AGM-45 Shrike (Shirke berasal dari badan rudal Sparrow) yang cukup murah dan sederhana ke radar Vietnam Utara yang dibuat Uni Soviet. Rudal ini bekerja dengan mengarah pada transmisi dari radar Utara dan merusak atau menghancurkan antenna, radar, dan alat penerima/pemancar radara yang jadi sasaran, sehingga tidak bisa digunakan sampai diperbaiki atau diganti.
            Rudal AGM-88 HARM (High Sped Anti-Radiation Missile = rudal antiradar kecepatan tinggi) aalah rudal udara kepermukaab berkecepatan supersonic yang dirancang untuk mencari dan menghancurkan radar musuh yang menjadi bagian dari system pertahanan udara. AGM-88 dapat mendeteksi menyerang, dan menghancurkan target dengan keterlibatan awak pesawat yang minimal. Rudal akan mendeteksi dan mengejar arah pancaran emisi radar dari sasaran yang ada didarat atau radar terbang. Rudal ini memeiliki kemampuan membedakan antara pancaran radar sasaran yang dituju dengan pancaran dari sejumlah pancaran serupa didekat sasaran.
            System ini memeiliki antenna tetap dan kepala penjejak dihidung rudal untuk mengunci emisi radar musuh. Pesawat F/A-18 dan EA-68 milik Al dan korps Marinir AS memiliki kemampuan menggunakan AGM-88. Sedangkan setelah pensiunnya F-4G Wild Weasel, hanya F-16C AU AS yang bisa mengoperasikan AGM-88. Rual memiliki motor roket pendorong berupa propelan padat tanpa asap. Rudal versi B memiliki sensor penjejak dengan peningkatan kemampuan piranti lunak serta memori elektronik terprogram.
            AGM-88 mulai diproduksi secara penuh mulai Maret 1983 setelah disetujui Dewan Peninjau Pengadaan Sistem Pertahanan AS. AU melengkapi F-4G dengan AGM-88 untuk meningkatkan keampuhan dalam perang elektronik. Rudal bekerja menggunakan system peringatan dan penyerangan radar APR-47. Rudal itu merupakan proyek bersama AU dan AL AS. Selama ini HARM telah membuktikan kesuksesannya dalam menghancurkan radar lawan dalam berbagai operasi udara.
            AGM-88A/B HARM merupakan evolusi dari system rudal antiradiasi sebelumnya, yaitu AGM-45 Shrike dan STANDAR ARM. HARM menggabungkan berbagai fitur unggulan dari rudal anti radar sebelumnya sambil memberikan kemampuan tambahan untuk meningkatkan efektivitas operasional. Meskipun umumnya dalam penampilan dan misi dengan Shrike yang telah diproduksi lebih dari 25 tahun, AGM-88 HARM  beberapa kaki lebih panjang dari AGM-45 , memiliki diameter yang sedikit lebih besar secara keseluruhan.
            Sistem rudal terdiri dari peluru kendali, peluncur LAU-18 (V)1/A, pesawat peluncur, dan system avionic pembidikan. System senjata memiliki kemampuan mendeteksi, memperoleh, menampilkan, dan memilih pancaran radar ancaman dan meluncurkan rudal. HARM menerima parameter target berupa jarak dan posisi dari pesawat peluncuran sebelum penembakan. HARM menggunakan  parameter ini dan data posisi yang relevan untuk memproses arah pancaran radar lawan yang masuk sehingga bisa memandu rudal HARM pada sasaran diinginkan.
            Rudal HARM memiliki kemampuan terminal homing atau mengunci arah sasaran sehingga praktis bisa melakukan “tembak dan tinggalkan”. Fitur unggul tambahan diantaranya kecepatan tinggi, asap sedikit, motor roket kuat, dan system penjejak dengan kepekaan tinggi yang memungkinkan rudal untuk dengan mudah menyerang meski mendapat pancaran radar lawan yang lemah atau tidak terlalu jelas.

Sumber:
Majalah angkasa edisi no.7 april 2012

No comments:

Post a Comment