Hallo,
para pembaca semuanya kali ini penulis mau sedikit menjelaskan tentang Artificial Intelligence (AI) atau biasa
disebut dengan Kecerdasan Buatan (KB).
Pertama-tama
kita mulai dari sejarah ya.... Tanpa sejarah masa depan tidak ada. Menurut
Dahria (2008) Tahun 1950an Alan Turing, seorang pionir AI dan ahli matematika
Inggris melakukan percobaan. Turing (Turing Test) yaitu sebuah komputer melalui
terminalnya ditempatkan pada jarak jauh. Di ujung yang satu ada terminal dengan
software AI dan diujung lain ada sebuah terminal dengan seorang operator.
Operator itu tidak mengetahui kalau di ujung terminal lain dipasang software
AI. Mereka berkomunikasi dimana terminal di ujung memberikan respon terhadap
serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh operator. Dan sang operator itu
mengira bahwa ia sedang berkomunikasi dengan operator lainnya yang berada pada
terminal lain. Turing beranggapan bahwa jika mesin dapat membuat seseorang
percaya bahwa dirinya mampu berkomunikasi dengan orang lain, maka dapat dikatakan
bahwa mesin tersebut cerdas (seperti layaknya manusia).
Karena
penulis adalah mahasiswa psikologi jadi kalo membicarakan AI saja tidak ada
hubungannya dengan jurusan penulis. Jadi jadi jadi.... Penulis mau
menghubungkan AI dengan Kognisi Manusia. Apa sih AI itu?? AI (Artificial Intelligence) merupakan salah
satu bagian dari ilmu komputer yang mempelajari bagaimana membuat mesin
(komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik
yang dilakukan oleh manusia bahkan bisa lebih baik daripada yang dilakukan
manusia dikutip
berdasarkan jurnal Dahria (2008). Tokoh lain seperti John
McCarthy, (dalam Dahria,
2008) menjelaskan AI
adalah untuk mengetahui dan memodelkan proses–proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia. Cerdas, berarti memiliki pengetahuan ditambah
pengalaman, penalaran (bagaimana membuat keputusan dan mengambil tindakan), moral yang baik. Menurut pandangan penulis pribadi korelasi antara AI
dengan Kognisi Manusia dapat dilihat dari terbuatnya AI yaitu dengan meniru
Sistem Kognisi Manusia dengan penyempurnaan disana-sini AI bahkan bisa melebihi
kemampuan Kognisi manusia rata-rata.
Lalu
kita tidak bisa melepaskan AI dengan sistem pakar. Sistem
pakar merupakan cabang dari kecerdasan buatan dan juga merupakan bidang ilmu yang muncul seiring
perkembangan ilmu komputer saat ini. Sistem pakar adalah
sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang
biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang
pakar dalam bidang tersebut (Kusrini, 2006). Kalau pusing apa itu sistem pakar penulis akan
memberikan gambaran umunya. Sistem pakar ialah sebuah program dimana program
ini meniru proses penalaran seorang pakar atau ahli dalam memecahkan sesuatu
masalah yang rumit. Ada beberapa penerapan AI dalam bidang psikologi seperti
ELIZA, Parry, dan NetTALK. Berikut penjelasan mengenai ELIZA adalah program yang dipublikasikan oleh
Joseph Weizenbaum pada tahun 1966, yang dapat mengelabui pengguna hingga
mempercayai bahwa mereka sedang bercakap-cakap dengan manusia nyata. Tujuan
dari pembuatan program ini adalah untuk meniru pembicaraan antara seorang
psikolog dan pasiennya, dalam hal ini, ELIZA berperan sebagai psikoterapis dan
memberikan saran dan nasihat tentang masalah penggunanya. Kunci metode
operasional ELIZA melibatkan rekognisi dari isyarat kata-kata atau kalimat
input, dan output berupa tanggapan yang telah dipersiapkan atau diprogram, yang
dapat meneruskan percakapan dengan suatu cara sehingga tampak bermakna.
Parry dibuat pada tahun 1972 oleh psikiatris Kenneth Colby
ketika di Universitas Stanford. Parry bertujuan untuk merefleksikan pikiran
pasien dengan mental paranoid yang serius. Program ini menjalankan model
mentahan dari prilaku schizophren paranoid berdasarkan konsep, konseptualisasi
dan kepercayaan (penilaian tentang konseptualisasi : penerimaan, penolakan, dan
netral). Ini juga menggunakan strategi percakapan, lebih serius dan merupakan
program lanjutan dari ELIZA. Selanjutnya Connectionism adalah gerakan dalam ilmu kognitif
yang berharap untuk menjelaskan kemampuan intelektual manusia menggunakan
jaringan syaraf tiruan (juga dikenal sebagai “jaringan syaraf” atau “jaring
syaraf”). jaringan syaraf disederhanakan model otak terdiri dari sejumlah besar
unit (young analog neuron) bersama-sama dengan bobot yang mengukur kekuatan
hubungan antara unit. Model ini berat efek dari sinaps yang menghubungkan satu
neuron yang lain. Percobaan pada model semacam ini telah menunjukkan kemampuan
untuk mempelajari keterampilan seperti pengenalan wajah, membaca, dan deteksi
struktur gramatikal sederhana. Connectionists telah membuat kemajuan yang
signifikan dalam menunjukkan kekuatan jaringan saraf untuk menguasai
tugas-tugas kognitif. Berikut adalah tiga percobaan terkenal yang telah
mendorong connectionists untuk percaya bahwa JST model yang baik dari
kecerdasan manusia. Salah satu yang paling menarik dari upaya tersebut adalah
kerja 1987 Sejnowski dan Rosenberg di jaring yang dapat membaca teks bahasa
Inggris disebut NETtalk. Pelatihan ditetapkan untuk NETtalk adalah basis data
yang besar terdiri dari teks bahasa Inggris ditambah dengan output yang sesuai
fonetik-nya, yang ditulis dalam kode yang cocok untuk digunakan dengan
synthesizer pidato. Tape kinerja NETtalk di berbagai tahap pelatihan
mendengarkan sangat menarik. Pada awalnya output random noise. Kemudian, bersih
suara seperti itu mengoceh, dan kemudian masih seolah-olah itu adalah berbahasa
Inggris double-talk (pidato yang dibentuk dari suara yang menyerupai kata dalam
bahasa Inggris). Pada akhir pelatihan, NETtalk melakukan pekerjaan yang cukup
baik mengucapkan teks diberikan. Selain itu, kemampuan ini generalizes cukup
baik untuk teks yang tidak disajikan pada training set.
Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang
berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat
menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau dengan
kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan
bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti
yang dilakukan oleh para ahli. Adapun pengertian lain yaitu Sistem pakar
merupakan salah satu bidang teknik kecerdasan buatan yang cukup diminati karena
penerapannya diberbagai bidang baik bidang ilmu pengetahuan maupun bisnis yang
terbukti sangat membantu dalam mengambil keputusan dan sangat luas penerapanya.
Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang dirancang agar dapat melakukan
penalaran seperti layaknya seorang pakar pada suatu bidang keahlian tertentu.
Contoh Aplikasi Sistem Pakar di bidang Manajerial:
1. Analisis
a.
Interpretasi
1) Analisa pasar untuk komoditi
tertentu
2) Identifikasi media iklan yang sesuai
3) Identifikasi kebutuhan pelatihan
b.
Diagnostik
Diagnostik kelesuan perusahaan dan
usaha penyembuhan
2.
Sintesa
a.
Penarikan
tenaga kerja
b.
Strategi
penentuan harga
c.
Strategi
pengembangan produk
3.
Integrasi
Prediksi
perkembangan nilai pada bursa saham efek.
Sistem Pengambilan Keputusan atau SPK yang biasa disingkat
jika menggunakan bahasa inggris itu adalah DSS atau Decision Support System
adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis
pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Jadi, DSS atau SPK ini adalah
sebuah sistem yang memberikan pertimbangan kepada bagian manager sampai ke
direktur atau pemilik saham dalam perusahaan, untuk memutuskan sebuah kebijakan
tertentu dalam perusahaan. Contoh aplikasi dari sistem pengambilan keputusan
adalah aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan jurusan siwa/siswi SMA
menggunakan metode AHP.
Setelah panjang lebar menjelaskan AI kayanya seru juga
kita membahas contoh kasus AI. Penulis berpikir AI yang biasa dipakai
dikehidupan sehari-hari adalah seperti aplikasi “SIMSIMI” dimana cara kerjanya
mirip dengan ELIZA, PARRY, dan NETTALK dimana kita memasukan serangkaian kata
lalu aplikasi tersebut meresponnya dengan jawaban.
Sumber :
Dahria, M.
(2008). Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence). Jurnal SAINTIKOM. Vol.5(2).
Kusrini. (2006). Sistem Pakar: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Andi Offset.
No comments:
Post a Comment