A. PENGANTAR
1. PengertianPsikoterapi
Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian.Umumnya psikoterapi dianjurkan bila seseorang bergulat dengan kehidupan, masalah hubungan atau kerja atau masalah kesehatan mental tertentu, dan isu-isu atau masalah yang menyebabkan banyak individu yang besar rasa sakit atau marah selama lebih dari beberapa hari. Ada pengecualian untuk aturan umum, tetapi sebagian besar, tidak ada salahnya untuk pergi ke terapi bahkan jika Anda tidak sepenuhnya yakin Anda akan mendapat manfaat dari itu. Jutaan orang mengunjungi psikoterapis setiap tahun, dan sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukannya manfaat dari interaksi. Kebanyakan terapis juga akan jujur dengan Anda jika mereka yakin Anda tidak akan mendapatkan keuntungan atau pendapat mereka, tidak perlu psikoterapi.
Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian.Umumnya psikoterapi dianjurkan bila seseorang bergulat dengan kehidupan, masalah hubungan atau kerja atau masalah kesehatan mental tertentu, dan isu-isu atau masalah yang menyebabkan banyak individu yang besar rasa sakit atau marah selama lebih dari beberapa hari. Ada pengecualian untuk aturan umum, tetapi sebagian besar, tidak ada salahnya untuk pergi ke terapi bahkan jika Anda tidak sepenuhnya yakin Anda akan mendapat manfaat dari itu. Jutaan orang mengunjungi psikoterapis setiap tahun, dan sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukannya manfaat dari interaksi. Kebanyakan terapis juga akan jujur dengan Anda jika mereka yakin Anda tidak akan mendapatkan keuntungan atau pendapat mereka, tidak perlu psikoterapi.
Kebanyakan psikoterapi cenderung berfokus pada pemecahan masalah dan
berorientasi pada tujuan. Itu berarti pada awal perawatan, Anda dan terapis
Anda memutuskan perubahan spesifik yang Anda ingin lakukan dalam kehidupan
Anda. Tujuan ini akan sering dipecah ke dalam tujuan dicapai lebih kecil dan
dimasukkan ke dalam rencana pengobatan formal. Sebagian psikoterapis hari
bekerja dan fokus pada membantu Anda untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini
dilakukan hanya melalui berbicara dan membahas teknik yang dapat menyarankan
terapis yang dapat membantu Anda lebih menavigasi daerah-daerah yang sulit
dalam kehidupan Anda. Seringkali psikoterapi akan membantu mengajar orang
tentang gangguan mereka juga, dan menyarankan mekanisme bertahan tambahan bahwa
orang tersebut dapat menemukan lebih efektif. Kebanyakan psikoterapi hari ini
adalah jangka pendek dan berlangsung kurang dari setahun. Kebanyakan gangguan
mental yang umum sering dapat diatasi dalam waktu tersebut, sering dengan
kombinasi psikoterapi dan obat-obatan.
Psikoterapi yang paling berhasil ketika individu memasuki terapi sendiri dan
memiliki keinginan kuat untuk berubah. Jika Anda tidak ingin mengubah,
perubahan akan lambat datang. Ubah berarti mengubah aspek-aspek kehidupan Anda
yang tidak bekerja untuk Anda lagi, atau berkontribusi masalah atau isu yang
sedang berlangsung. Hal ini juga yang terbaik untuk menjaga pikiran yang
terbuka sedangkan di psikoterapi, dan bersedia untuk mencoba hal baru yang biasanya
Anda tidak dapat melakukannya. Psikoterapi sering sekitar menantang seseorang
ada serangkaian keyakinan dan sering, seseorang sangat diri. Hal ini paling
berhasil apabila seseorang mampu dan mau untuk mencoba melakukan hal ini dalam
lingkungan yang aman dan mendukung.
2. Tujuan Psikoterapi
Tujuan dari psikoterapi
secara khusus dari beberapa metode dan tekhnik psikoterapi yang banyak
peminatnya, dari dua orang tokoh yakni Ivey, et al (1987) dan Corey (1991).
a. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Psikodinamik menurut Ivey, et al (1987)
adalah : membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari.
Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah
lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
b. Tujuan psikoterapi dengan pendekatam psikoanalisis menurut Corey
(1991) dirumuslan sebagai : membuat sesuatu yag tidak sadar menjadi sesuatu
yang disadari. Membantu klien dalam menghidupakan kembali pengalaman-pengalaman
yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui
pemahaman intelektual.
c. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada peribadi,
menurut Ivey, et al (1987) adalah : untuk memberikan jalan terhadap potensi
yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan
dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang
majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik.
d. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan behavioristik, dijelaskan oleh
Ivey, et al (1987) sebagai berikut : untuk menghilangkan kesalah dalam belajar
dan berperilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa
menyesuaikan. Arah perubahan perilaku yang khusus dilakukan oleh klien. Corey
(1991) menjelaskan mengenai hal ini sebagai berikut : Terapi perilaku bertujuan
secara umum untuk menghilangkan perilaku yang malasuai (mal adaptive)
dan lebih banyak mempelajari perilaku yang efektif.
e. Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh
Corey, et al (1987) sebagai berikut : Agar seseorang lebih menyadari mengenai
kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang. Corey
(1991) merumuskan tujuan Gestalt sebagai berikut : membantu klien memperoleh pemahaman
mengenai saat-saat dari pengalamannya. unutk merangsangya meneriama tanggung
jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan
ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.
3. Unsur-Unsur
Psikoterapi
Masserman (1984) melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’
dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
a. Peran sosial (martabat)
b. Hubungan (persekutuan tarapeutik)
c. Hak
d. Retrospeksi
e. Reduksi
f. Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
g. Resosialisasi,
h. Rekapitulasi
4. Perbedaan Psikoterapi dengan Konseling
Pada dasarnya tujuan
konseling dengan psikoterapi adalah sama, yaitu eksplorasi diri, pemahaman
diri, dan perubahan perilaku. Keduanya mencoba menghilangkan perilaku merusak
diri pada konseli/klien. Baik konseling dan psikoterapi menekankan pada
perkembangan pembuatan keputusan dan keterampilan pembuatan rencana oleh
konseli/klien. Hubungan antara konselor dengan konseli merupakan bagian paling
penting dalam konseling dan psikoterapi.
a. Konseling
lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah pengembangan, pendidikan, dan
pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih fokus pada konseren atau masalah
penyembuhan, penyesuaian, dan pengobatan.
b.
Konseling dijalankan atas dasar falsafah atau pandangan terhadap manusia,
sedang psikoterapi atas dasar ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi.
Perlu ditambahkan bahwa konseling juga memanfaatkan teori kepribadian dan teori
psikologi lainnya, tetapi bukan sebagai dasar kerjanya, melainkan hanya sebagai
alat bantu dalam memahami individu.
c.
Konseling dan psikoterapi berbeda dalam tujuan dan caranya dalam mencapai
tujuan. Tujuan psikoterapi adalah mengatasi kelemahan tertentu melalui beberapa
cara praktis mencakup “pembedahan psikis” dan pembedahan otak. Sedang konselor
berurusan dengan identifikasi dan pemgembangan kekuatan-kekuatan positif pada
individu. Hal ini dilakukan dengan membantu klien untuk menjadi seorang yang
berfungsi secara sempurna.
d.
Penekanan pada perbedaan subyek, konseling lebih menekankan pada hal-hal yang
sadar dan masa kini, sedangkan terapi pada masa yang lalu.
e.
Sifat gangguan yang ditangani konseling dan psikoterapi juga berbeda. Konseling
lebih pada masalah-masalah yang membutuhkan pemecahan. Sedang psikoterapi
menangani masalah disfungsi atau gangguan emosional yang parah.
5. Pendekatan Psikoterapi Terhadap Mental Ilness
a. Terapi Psikoanalisis (Psikodinamika) : Membuat sesuatu yang tidak sadar
menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien menghidupkan kembali
pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik yang ditekan
melalui pemahaman intelektual. Tujuannya adalah agar klien menyadari apa yang
sebelumnya tidak disadarinya
b.Terapi Behavioral : Manusia bertindak secara otomatis karena membentuk
asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Dalam hal ini berkaitan
dengan classical conditioning (Ivan Pavlov) yang
menggunakan anjing sebagai percobaannya, ketika anjing menekan bel muncul
makanan dan air liur. Selain itu juga operant conditioning (B.F
Skinner) yang menggunakan tikus sebagai percobaannya.
c. Terapi Humanistik : Sebuah pendekatan umum terhadap perilaku manusia
yang menekankan pada keunikan, keberhargaan, dan nilai tujuan pribadi. Terapi
humanistic adalah terapi yang dimaksudkan untuk menangani manusia secara
menyeluruh.
d. Terapi Kognitif : Perilaku manusia dipengaruhi oleh pikirannya. Terapi
ini lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku.
Tujuan terapi ini adalah mengubah pola piker dengan cara meningkatkan kesadaran
dan berpikir rasional.
e. Terapi Integratif/Holistik : Memilih dari berbagai teknik terapi yang
paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang mengikuti dengan kaku satu teknik
tunggal. Selain itu terapi ini merupakan suatu psikoterapi gabungan yang
bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.
6. Bentuk Utama Terapi
Bentuk utama Terapi menurut
Wolberg yaitu:
a. Supportive Therapy
Terapi yang bertujuan untuk
memperkuat benteng pertahanan diri, memperluas mekanisme pengarahan dan
pengendalian emosi kepribadian serta mengembalikan pada penyesuaian diri yang
seimbang.
b. Reeducative Therapy
Terapi yang bertujuan untuk
mewujudkan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran atau tujuan
hidup dan menghidupkan potensi kreatif.
c. Reconstructive Therapy
Terapi yang bertujuan untuk
menimbulkan pemahaman terhadap konflik-konflik yang tidak disadari agar terjadi
perubahan struktur karakter dan mengembangkan potensi penyesuaian yang baru.
B. TERAPI PSIKOANALISIS (SIGMUND FREUD)
Psikoanalisa merupakan suatu penyembuhan
yang lebih bersifat psikologis yang menggunakan cara – cara fisik. Psikoanalisa
adalah sebuah metode yang sangat berpengaruh untuk mengobatigangguan mental yang dibentuk
oleh teori psikoanalitik, yang menekankan proses mental bawah sadar dan
kadang-kadang digambarkan sebagai "psikologi mendalam."
1. Konsep dasar terapi
psikoanalisis tentang kepribadian
a. Kesadaran
Freud memandang sifat manusia pada
dasarnya pesimistik, deterministik, mekanistik, dan reduksionistik. Di
mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi
tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah,
dan oleh peristiwa-pristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama
dari kehidupan. Freud menekankan peran naluri-naluri yang bersifat bawaan dan
biologis, ia juga menekankan pada naluri seksual dan impuls-impuls agresif.
Menurutnya tujuan segenap kehidupan adalah kematian, kehidupan ini adalah tidak
lain jalan melingkar ke arah kematian.
Sumbangan terbesar Freud adalah
konsep-konsepnya tentang kesadaran dan ketidaksadaran yang merupakan dasar atau
kunci untuk memahami tingkah laku dan masalah kepribadian. Dengan
kepercayaannya bahwa sebagian besar fungsi psikologis terletak di luar kawasan
kesadaran, maka sasaran terapi psikoanalitik adalah membuat
motif-motif tidak sadar menjadi disadari. Dari perspektif ini, terapi adalah
upaya menyingkap makna gejala-gejala, sebab-sebab tingkah laku, dan
bagian-bagian yang direpresi yang menghalangi fungsi psikologis yang sehat.
Selain kesadaran, kecemasan juga
menjadi hal yang esensial untuk menggambarkan tentang sifat manusia. Apabila
tidak dapat mengendalikan kecemasan melalui cara-cara yang rasional dan
langsung maka ego akan mengandalkan cara-cara yang tidak relistis yaitu tingkah
laku yang berorientasi pada pertahanan ego. Freud menyakini
bahwa individu yang hati nuraninya berkembang baik cenderung merasa
berdosa apabila dia melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kode moral yang
dimilikinya.
b. Struktur kepribadian
Menurut pandangan Psikoanalisa, struktur kepribadian manusia tersusun secara
struktural, dimana terdapat subsistem yang berinteraksi secara dinamis, yaitu
id, ego, dan superego.
1. Id,
atau biasa disebut struktur kepribadian primitif adalah sistem kepribadian yang
dimiliki individu sejak lahir, yang dihubungkan dengan faktor biologis dan
hereditas. Digerakkan oleh libido, yaitu energi psikis untuk dapat
beradaptasi secara fisiologis dan sosial untuk mempertahankan dan mengembangkan
spesiesnya. Prinsip kerjanya selalu mencari kesenangan dan menghindari rasa
sakit atau ketidaknyamanan. Tempatnya ada pada alam bawah sadar dan secara
langsung berpengaruh terhadap perilaku seseorang tanpa disadari. Menurut Freud
terdapat dua insting dasar dalam Id, yaitu Eros danThanatos. Eros merupakan
insting untuk bertahan hidup, dengan libido sebagai dorongan utama.
Sedangkan Thanatos merupakan insting yang mendorong individu untuk
berperilaku agresif dan destruktif.
2. Ego,
adalah strukutur kepribadian yang tidak diperoleh saat lahir, tetapi dipelajari
sepanjang berinteraksi dengan lingkungannya. Ego memiliki kontak dengan dunia
eksternal dari kenyataan, merupakan eksekutif dari struktur kepribadian yang
bertugas memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Ego mempunyai tugas sebagai
“penengah” antara dorongan-dorongan biologis (Id) dan tuntutan atau hati nurani
yang terbentuk dari orang tua, budaya, dan tradisi ( superego). Ego bertindak
realistis dan berfikir logis dalam merumuskan rencana-rencana tindakan bagi
pemuasan kebutuhan. Hubungan antara ego dengan id, adalah bahwa ego adalah
tempat bersemayamnya inteligensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan
impuls buta id, sementara id hanya mengenal kenyataan yang subyektif.
3. Superego,
adalah struktur kepribadian yang berhubungan dengan tindakan baik-buruk,
benar-salah. Superego dikembangkan dari kebudayaan dan nilai sosial, terbentuk
karena adanya interaksi dengan orang tua dan masyarakat, merepresentasikan
hal-hal yang ideal, dan mendorong individu kepada kesempurnaan, bukan
kesenangan semata. Dapat dikatakan superego merupakan kata hati seseorang dan
sebagai alat kontrol dari dalam individu untuk menentang kehendak Id. Tempatnya
pada alam sadar dan terbentuk sejak kanak-kanak lalu terus berkembang hingga
dewasa.
Sehingga
menurut Freud, struktur kepribadian merupakan sistem yang kompleks,
karena adanya interaksi antara tuntutan Id, dunia realitas yang dimiliki Ego
dan harapan moral Superego.
c. Mekanisme Pertahanan Ego.
Mekanisme pertahanan ego merupakan proses mental yang bertujuan untuk
mengurangi kecemasan dan dilakukan melalui dua karakteristik khusus yaitu
: (1) tidak disadari dan (2) menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah)
kenyataan. Mekanisme pertahanan ini dapat juga diartikan sebagai reaksi-reaksi
yang tidak disadari dalam upaya melindungi diri dari emosi atau perasaan yang
menyakitkan seperti cemas dan perasaan bersalah. Ego berusaha sekuat mungkin
menjaga kestabilan hubungannya dengan realitas, id dan superego. Namun
kecemasan begitu menguasai, ego harus berusahan mempertahankan diri. Secara
tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara memblokir seluruh dorongan-dorongan
atau menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat
diterima atau tidak terlalu mengancam.
Jenis-jenis mekanisme pertahanan ego itu adalah sebagai berikut.
1. Represi
Represi merupakan proses penekanan dorongan-dorongan ke alam
tak sadar, ka, orang atau karena mengancam keamanan ego. Anna Freud mengartikan
pula sebagai “melupakan yang bermotivasi”, adalah ketidakmampuan untuk
mengingat kembali situasi, orang atau peristiwa yang menakutkan. Represi
merupakan mekanisme pertahanan dasar yang terjadi ketika memori, pikiran atau
perasaan (kateksis objek = id) yang menimbulkan kecemasan ditekan keluar dari
kesadaran oleh antikateksis (ego). Orang cenderung merepres
keinginan atau hasrat yang apabila dilakukan dapat menimbulkan perasaan
bersalah (guilty feeling) dan konflik yang menimbulkan rasa cemas atau merepres
memori (ingatan) yang meyakitkan.
2. Projeksi
Projeksi merupakan pengendalian pikiran, perasaan, dorongan
diri sendiri kepada orang lain. Dapat juga diartikan sebagai mekanisme
perubahan kecemasan neurotik dan moral dengan kecemasan realistik. Anna freud
mengatakan projeksi sebagai penggantian kea rah luar atau kebalikan dari
melawan diri sendiri, mekanisme ini meliputi kecendrungan untuk melihat hasrat anda
yang tidak bisa diterima oleh orang lain. Projeksi memungkinkan orang untuk
mengatakan dorongan yang mengancamnya dengan menyamarkanya sebagai pertahanan
diri. Projeksi bertujuan untuk mengurangi pikiran atau perasaan yang
menimbulkan kecemasan.
3. Pembentukan
Reaksi (Reaction Formation).
Pembentukan reaksi atau reaksi formasi ialah suatu mekanisme
pertahanan ego yang mengantikan suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan
kecemasan dengan lawan atau kebalikannya dalam kesadarannya (Hall dan Gardner).
Dapat juga di artikan pergantian sikap dan tingka laku dengan sikap dan tingkah
laku yang berlawanan. Bertujuan untuk menyembunyikan pikiran dan perasaan yang
dapat menimbulkan kecemasan. Mekanisme ini biasanya ditandai dengan sikap atau
perilaku yang berlebihan atau bersifat kompulsif, biasanya dari perasaan yang
negatif ke positif meskipun kadang-kadang terjadi dari negatif ke positif.
Dalam hal ini Freud berpendapat bahwa laki-laki yang suka mencemoohkan
homoseksual merupakan ekspresi dari perlawanannya akan dorongan-dorongan
homoseksual dalam dirinya sendiri.
4. Pemindahan Objek
(Displacement)
Displacement adalah suatu mekanisme pertahanan ego yang
mengarahkan energi kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau orang
yang sesungguhnya, tidak bisa dijangkau, Corey (2003:19). Menurut Poduska
(2000:119) displacement ialah mekanisme pertahanan ego dengan mana anda
melepaskan gerak-gerik emosi yang asli, dan sumber pemindahan ini dianggap
sebagai suatu target yang aman. Mekanisme pertahanan ego ini, melimpahkan
kecemasan yang menimpa seseorang kepada orang lain yang lebih rendah
kedudukannya.lebih lanjut dikatakan pemindahan objek ini merupakan proses
pengalihan perasaan (biasanya rasa marah) dari objek (target) asli ke objek
pengganti. Contohnya: seorang pegawai yang dimarahi atasannya di kantor, pada
saat pulang dia membanting pintu dan marah-marah pada anaknya.
5. Faksasi
Faksasi ini merupakan
mekanisme yang memungkinkan orang mengalami kemandegan dalam
perkembangannya, karena cemas untuk melangkah ke perkembangan
berikutnya. Faksasi ini bertujuan untuk menghindari
dari situasi-situasi baru
yang dipandang berbahaya atau mengakibatkan
frustasi.
Contohnya
anak usia 7 tahun masih ngeisap jempol dan belum berani berpergaian tanpa
ibunya.
6. Regresi
Regresi
adalah kembali ke masa-masa di mana seseorang mengalami tekanan
psikologis. Kerika kita menghadapi kesulitan atau ketakutan,
perilaku kita sering menjadi kekanak-kanakan atau primitif.
Dapat dikatakan pula
pengulangan kembali tingkah laku yang cocok bagi
tahap perkembangan atau usia sebelumnya (perikaku kekanak-kanakan). Contohnya
seorang yang baru pensiun akan berlama-lama
duduk di kursi goyang dan bersikap
seperti anak-anak, serta menggantungkan hidupnya pada
isntrinya.
7. Rasionalisasi
Rasionalisasi
merupakan penciptaan kepalsuan (alas an-alasan) namun dapat masuk akal sebagai
upaya pembenaran tingkah laku yang tidak dapat diterima.
Menurut Berry (2001:82), rasionalisasi ialah mencari
pembenaran atau alasan bagi prilakunya, sehingga manjadi lebih bisa diterima
oleh ego daripada alasan yang sebenarnya. Rasionalisasi ini terjadi apabila
individu mengalami kegagalan dalam memenuhi kebutuhan, dorongan atau
keinginannya. Dia mempersepsikan kegagalan tersebut sebagai kekuatan yang
mengancam keseimbangan psikisnya (menimbulkan rasa cemas).
8. Sublimasi
Sublimasi
adalah mengubah berbagai rangsangan yang tidak diterima, apakah itu dalam
bentuk seks, kemarahan, ketakutan atau bentuk lainnya, ke dalam bentuk-bentuk
yang bisa diterima secara sosial. Dengan kata lain sublimasi ini merupakan
pembelotan atau penyimpangan libido seksual kepada kegiatan yang secara sosial
lebih dapat diterima. Dalam banyak cara, sublimasi merupakan mekanisme
yang sehat, karena energi seksual berada di bawah kontrol sosial. Bagi Freud
seluruh bentuk aktivitas positif dan kreatif aadalah sublimasi, terutama
sublimasi hasrat seksual.
9. Identifikasi
Identifikasi
merupakan proses memperkuat harga diri (self-esteem) dengan membentuk suatu
persekutuan (aliansi) nyata atau maya dengan orang lain, baik seseorang maupun
kelompok. Identifikasi ini juga merupakan satu cara untuk mereduksi ketegangan.
Identifikasi ini dilakukan kepada orang-orang yang dipandang sukses atau
berhasil dalam hidupnya. Identifikasi dengan penyerangan adalah bentuk
introjeksi yang terfokus pada pengadopsian, bukan dari segi umum atau positif,
tapi dari sisi negatif.
2. Unsur-unsur Terapis
a. Munculnya masalah/gangguan,
Psikoterapi berupaya untuk memunculkan penyebab masalah atau gangguan itu
muncul melalui intervensi yang ditinjau dari lingkungan, kepribadian, faktor
ekonomi, afeksi, komunikasi interpesonal dan lain sebagainya. Dengan usaha
lebih mengenal penyebab gangguan itu muncul klien dapat memperkuat diri agar
terhindar dari resiko yang tinggi dengan modifikasi interaksi terhdap
lingkungannya.
b. Tujuan psikoterapi :
1. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal
yg benar.
2. Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk
mengekspresikan perasaan yg mendalam.
3. Membantu mengembangkan potensi
4. Mengubah kebiasaan, memberi kesempatan perubahan perilaku
(menyiapkan situasi belajar baru.
Mengub5. ah struktur kognitif individu f). Meningkatkan
pengetahuan & pengambilan keputusan
6) Meningkatkan pengetahuan
diri atau insight h). Meningkatkan kualitas hubungan sosial i). Mengubah
lingkungan sosial
7) Mengubah proses somatik supaya mengurangi
rasa sakit
8) Mengubah status kesadaran
untuk mengembangkan kesadaran, kontrol dan kreativitas diri
c.
Peran terapis, Goodstein (1972) juga menyebut peran terapis sebagai pemberi
perkuatan. Menurut Goodstein (hlm. 274), “peran konselor adalah menunjang
perkembangan tingkah laku yang secara sosial layak dengan secara sisternatis
memperkuat jenis tingkah laku klien semacam itu”. Minat perhatian, dan
persetujuan (ataupun ketidakberminatan dan ketidaksetujuan) terapis adalah
penguat – penguat yang hebat bagi tingkah laku klien.
3. Teknik
terapi Psikoanalisa
Secara umum terdapat 5 teknik dasar yang biasa digunakan dalam konseling
psikoanalisa yaitu :
a) Asosiasi bebas
Secara mendasar tujuan teknik ini
adalah untuk mengungkapkan paengalaman masa lalu dan menghentikan emosi- emosi
yang berhubungan dengan pengalaman traumatic masa lampau. Dalam penerapan
teknik ini dilakukan dengan klien berbaring di dipan dan konselor duduk dikursi
sejajar dengan kepala klien , sehingga klien tidak melihat konselor selama
berlangsung teknik ini konselor harus mampu menjadi pendengar yang baik serta
mendorong klien agar mampu mengungkapkan secara spontan setiap ingatan yang
terlintas dalam pikirannya, pengalaman traumatic, mimpi, penolakan dan
pengalihan perasaannya.
b) Analisis mimpi
Bagi
Freud mimpi adalah ekspresi simbolik dari kebutuhan – kebutuhannya yang
terdesak. Setiap mimpi memiliki isi yang bersifat manifest atau disadari dan
juga yang bersifat laten ( tersembunyi) . isi yang bersifat manifest adalah
mimpi sebagai tampak pada diri orang yang mimpi, sedangkan isi terdiri atas
motif – motif tersamar dari mimpi tersebut.
c) Analisis resistensi
Freud
memandang bahwa resistensi merupakan suatu dinamika yang tidak disadari untuk
mempertahankan kecemasan. Resistensi atau penolakan adalah keengganan klien
untuk mengungkapkan materi ketidaksadaran yang mengancam dirinya yang berate
ada pertahanan diri dari terhadap kecemasan yang dialaminya.
d) Analisis transferensi
Transferensi atau pengalihan adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis sebab
mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Ia
memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atau sifat dari fiksasi – fiksasi
dan deprivasi – deprivasinya, dan menyajikan pemahaman tentang pengaruh masa
lampau terhadap kehidupannya sekarang.
Sumber
: